Peninggalan Sejarah di Sidoarjo dengan bukti-bukti aktivitas manusia yang lebih muda di Kabupaten Sidoarjo, kita dapatkan dari sejumlah situs purbakala berupa bangunan candi, prasasti, bekas pemukiman, sumur kuno, arca, dan temuan lepas lainnya. Berdasarkan laporan J. Knebel, anggota Komisi Purbakala Hindia Belanda pada tahun 1906, ternyata cukup banyak juga peninggalan sejarah yang pernah ditemukan di Kabupaten Sidoarjo. Namun, temuan-temuan tersebut tidak banyak memberikan informasi kepada kita tentang aktivitas manusia pada masa itu.
Informasi yang lebih jelas tentang sejak kapan manusia menghuni wilayah delta Brantas kita dapatkan dari sejumlah prasasti dan angka tahun yang pernah ditemukan di Kabupaten Sidoarjo. Menurut Supratikno Raharjo, di Jawa Timur peninggalan sejarah berupa prasasti tersebar di 14 kabupaten, 7 di antaranya memiliki jumlah prasasti lebih dari delapan, yakni Sidoarjo ( 9 ), Tulungagung (10 ), Surabaya (10 ), Blitar ( 12 ), Malang ( 18 ), Kediri (23 ), dan Mojokerto ( 32 ). Baik di Jawa Tengah maupun Jawa Timur, wilayah-wilayah di mana prasasti ditemukan dalam jumlah besar juga sekaligus merupakan wilayah-wilayah di mana sisa-sisa monumen dan benda-benda logam ditemukan dalam jumlah terbanyak. Dalam hal Jawa Timur, misalnya, di wilayah–wilayah itu pula sisa-sisa bangunan irigasi dari masa lalu ditemukan. Tampaknya wilayah-wilayah tersebut sekaligus menggambarkan lokasi wilayah inti peradaban Jawa ( Supratikno Raharjo, 2002 ; 159 ). Sejauh ini tidak kurang dari 10 prasasti dan 3 angka tahun ditemukan Peninggalan Sejarah di Sidoarjo.
Prasasti tertua yang ditemukan di Kabupaten Sidoarjo ialah prasasti Joho / Kuti yang dikeluarkan oleh Raja Rakai Garung Hariwangsottunggadewa pada tahun 762 Saka atau 840 Masehi. Ia adalah raja ke-6 Kerajaan Mataram Kuno dan memerintah antara tahun 828 - 847. Prasasti yang ditemukan di Joho, Kecamatan Gedangan dan kini disimpan di Museum Nasional Jakarta itu merupakan bukti yang paling otentik bahwa wilayah Kabupaten Sidoarjo sudah didiami manusia pada pertengahan abad ke-9 Masehi, jauh sebelum perpindahan ibukota Mataram Kuno ke Jawa Timur yang dilakukan oleh Mpu Sindok pada tahun 929 Masehi.
Yang tak kalah menarik ialah Prasasti Joho ini merupakan prasasti ketiga tertua yang pernah ditemukan di seluruh Jawa Timur, setelah Prasasti Dinoyo ( 682 Saka/ 760 Masehi ) dari Malang dan Prasasti Harinjing A ( 726 Saka/ 804 Masehi ) dari Kediri.
Setelah Prasasti Joho, Rakai Kayuwangi ( 855 - 885 ), raja ke- 8 Mataram Kuno, mengeluarkan dua prasasti, yaitu Prasasti Kancana / Gedangan I ( 782 Saka/ 860 Masehi ) dan Prasasti Waharu I / Keboan Pasar ( 795 Saka/ 873 Masehi ). Dari masa Raja Pu Sindok ( 929 - 948 ), pendiri Dinasti Isyana, ditemukan empat buah prasasti, yaitu : Prasasti Waharu II / Jenggala ( 851 Saka/ 929 Masehi ), Prasasti Sumbut ( 855 Saka/ 933 Masehi ), Prasasti “Sidoarjo” ( 855 Saka/ 933 Masehi ), dan Prasasti Sobhamerta / Betro ( 861 Saka/ 939 Masehi ). Sedangkan dari masa Raja Airlangga, raja Kahuripan, ditemukan dua prasasti, yaitu Prasasti Kamalagyan / Klagen ( 959 Saka/ 1037 Masehi) dan Prasasti Gandhakuti ( 964 Saka/ 1042 Masehi ). Sebuah prasasti lagi yaitu Prasasti Bungur / Gedangan II ( 1289 Saka/ 1367 Masehi ) berasal dari masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk ( 1350 - 1389 ), raja terbesar Majapahit. Prasasti Bungur / Gedangan II ini merupakan prasasti termuda yang pernah ditemukan di Kabupaten Sidoarjo.
Daftar lengkap semua prasasti dan angka tahun yang pernah ditemukan di Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut :
1. Prasasti Kuti / Joho
2. Prasasti Kancana / Gedangan I
3. Prasasti Waharu I / Keboan Pasar
4. Prasasti Waharu II / Janggala
5. Prasasti Sumbut
6. Prasasti Sidoarjo
7. Prasasti Sobhamerta / Betro
8. Prasasti Kamalagyan / Klagen
9. Prasasti Gandhakuti / Keboan Pasar
10. Prasasti Gedangan II / Bungur
Angka Tahun
1. Tahun 1067 Saka / 1145 Masehi
Terdapat pada bejana air batu yang berasal dari Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Kini disimpan di Museum Nasional, Jakarta.
Zaman : Raja Sang Mapanji Jayabhaya ( 1135 - 1157 ) dari Kerajaan Kediri.
2. Tahun 1275 Saka / 1335 Masehi
Terdapat pada bagian kaki sebuah arca ( dari tiga buah arca ) tak dikenal yang ditemukan dalam tanah di Desa Grogol, Kabupaten Sidoarjo. Kini di Museum Nasional, Jakarta.
Zaman : Ratu Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwarddhani ( 1328 - 1350 ) dari Kerajaan Majapahit.
3. Tahun 1293 Saka / 1371 Masehi
Terdapat pada ambang pintu Candi Pari, di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
Zaman : Raja Hayam Wuruk ( Rajasanagara, 1350 - 1389 ), dari Kerajaan Majapahit.
Dari uraian , prasasti-prasasti dan angka tahun yang pernah ditemukan di Kab. Sidoarjo di atas dapatlah kita tarik kesimpulan sbb. :
1. Meskipun bukti tertua aktivitas manusia di Indonesia ditemukan di sebelah barat Sungai Brantas ( kini masuk Kab. Mojokerto ), namun setidaknya ini memberi petunjuk penting kepada kita bahwa tak jauh dari Kab. Sidoarjo, pernah berkembang suatu peradaban yang sudah sangat tua usianya. Bukan tidak mungkin bahwa pada saat itu wilayah Delta Brantas juga sudah didiami manusia purba.
2. Bukti sejarah tertulis tertua yang pernah ditemukan di Kab. Sidoarjo berasal dari tahun 840 Masehi ( pertengahan abad 9 ). Namun karena prasasti tahun 840 itu sudah merupakan prasasti tiruan, maka prasasti aslinya harus sebelumnya. Jadi selambat-lambatnya pada tahun 840 itu, manusia telah menghuni daerah ini.
3. Peninggalan-peninggalan sejarah yang ditemukan di Sidoarjo, khususnya prasasti dan angka tahun tersebut, berasal dari masa yang bervariasi, mulai dari zaman kerajaan Mataram Kuno, Medang, Kahuripan, Kediri, dan Majapahit. Atau hampir semua kerajaan yang pernah berjaya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ini berarti daerah Delta Brantas ini sejak dahulu merupakan wilayah yang sangat penting dan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang. Wilayah ini juga merupakan wilayah inti peradaban Jawa Kuno.
4. Hampir semua prasasti yang pernah ditemukan di Kabupaten Sidoarjo, terkonsentrasi di sekitar Kecamatan Gedangan, kecuali sebuah (Prasasti Klagen, 1037 M), yang berasal dari Kecamatan Krian. Ini memberi petunjuk kepada kita bahwa wilayah Kecamatan Gedangan dulunya merupakan tempat yang sangat penting dan ramai.
sumber : facebook.com